Dalam data OSS (Online Single
Submission) pada tahun 2022 sampai 2023, sebaran proyek kecamatan usaha di Kota
Probolinggo menunjukan pergeseran. Yang semula penerbitan NIB tertinggi di
Kecamatan Mayangan kini diduduki oleh Kecamatan Kanigaran. Rincian NIB tahun
2022, Kecamatan Mayangan 2.119; Kanigaran 2.052; Kademangan 1.067; Kedopok 956
dan Wonoasih 539.
Perubahan
menonjol terjadi pada 2023. Nampak di Kecamatan Kanigaran ada 2.744; Mayangan
2.632; Kademangan 1.829; Kedopok 1.314 dan Wonoasih 1.092. “Kalau melihat data
di dua tahun terakhir, memang tahun ini lebih banyak pelaku usaha di Kecamatan
Kanigaran. Tahun sebelumnya di wilayah Kecamatan Mayangan. Untuk tiga kecamatan
lainnya peringkatnya sama, tidak berubah,” tutur Kepala DPMPTSP Muhammad Abas.
Menyikapi
data tersebut, Abas –panggilan akrabnya-, mengatakan, wilayah Kecamatan
Mayangan dan Kanigaran memang pusat Kota Probolinggo. Sehingga perputaran ekonomi
dan usaha masyarakat banyak berada di dua wilayah tersebut. Sedangkan tiga
kecamatan lainnya, tidak banyak usaha yang didaftarkan.
“Ini
berpengaruh juga kondisi wilayah ya. Karena di Kecamatan Kademangan, Kedopok
dan Wonoasih mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Kalau
di tengah kota banyak yang berdagang,” imbuh Abas.
Data OSS Tahun 2022
Pergeseran
tidak hanya terjadi pada sebaran kecamatan saja, Top 5 KBLI (Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia) di dua tahun terakhir juga ada perubahan. KBLI adalah
pengklasifikasian aktivitas/kegiatan ekonomi Indonesia yang menghasilkan
produk/output, baik berupa barang maupun jasa, berdasarkan lapangan usaha untuk
memberikan keseragaman konsep, definisi, dan klasifikasi lapangan usaha dalam
perkembangan dan pergeseran kegiatan ekonomi di Indonesia.
“Namun
perubahan KBLI ini tetap berkutat pada produk makanan dan minuman. Kalau tahun
2022 ibaratnya banyak masyarakat yang mengurus izin usaha tokonya, sedangkan
tahun 2023 lebih pada produk,” beber lulusan STPDN ini.
Data
yang tersaji menyebutkan, Top 5 KBLI tahun 2022 adalah perdagangan eceran
berbagai macam barang yang utamanya mamin (521); rumah, warung makan (336);
industri kerupuk, keripik, proyek dan sejenisnya (195); industri produk roti
dan kue (163); penyediaan jasa boga periode tertentu (162).
Jika
di tahun 2022 perdagangan eceran berbagai macam barang yang utamanya mamin
menjadi KLBI tertinggi, berbeda dengan tahun 2023. Tahun 2023 tertinggi adalah
KBLI industri produk makanan lainnya (684); disusul perdagangan eceran berbagai
macam barang yang utamanya mamin menjadi KLBI tertinggi (414); industri
kerupuk, keripik, proyek dan sejenisnya (311); industri produk roti dan kue
(311) dan rumah, warung makan mengalami penurunan di posisi terbawah (285).
“Memang
di tahun 2023, industri produk makanan lainnya banyak didaftarkan. Karena
banyak masyarakat yang melihat potensi usaha di bidang itu. Dan, kami menilai
sudah semakin banyak masyarakat yang memahami akan pentingnya mendaftarkan
usaha mereka. Ke depan kami juga akan terus menyosialisasikan OSS bagi pelaku
usaha di kecamatan-kecamatan,” tutup Abas.
Dihubungi
secara terpisah, Camat Mayangan Agus Dwi Wantoro menjelaskan, pada tahun 2022
kepengurusan NIB di wilayahnya meningkat karena NIB menjadi syarat bagi pelaku
usaha mendapatkan bantuan. Selain itu, kondisi di lapangan memperlihatkan
pengembangan wilayah utara seperti pelabuhan.
“Dengan adanya
peresmian perluasan pelabuhan, ke depan wilayah Mayangan juga berpotensi terus
berkembang karena usaha kecil, menengah dan menengah besar akan ada di wilayah
sini. Melihat geografisnya akan ada penambahan potensi usaha lokal,” ujar Agus.
Data OSS Tahun 2023
Meski pada
tahun 2023 posisi diduduki Kecamatan Kanigaran, masih menurut Agus, pengembangan
pelabuhan akan lebih luas dan makin banyak kegiatan usaha di sekitarnya. Tidak
hanya pelabuhan, potensi lainnya adalah wisata lokal yang juga banyak berada di
wilayah Kecamatan Mayangan.
“Angkringan
sekarang sudah banyak dan mereka semua harus ada NIB. Apalagi kalau ada
bantuan, syarat utamanya harus punya NIB. Dan, mereka yang bisa mengikuti
musrenbang harus punya NIB. Inilah yang menjadi salah satu faktor sehingga
masyarakat berbondong-bondong mengurus izin berusaha,” imbuhnya.
Upaya
meningkatkan kesadaran pelaku usaha akan pentingnya NIB, dilakukan juga oleh
pihak kelurahan. Dari sisi pemberdayaan masyarakat, masyarakat dipersilahkan
mengembangkan usahanya untuk mencari lapangan pekerjaan sendiri. Selanjutnya,
dengan usaha tersebut dibarengi kelengkapan administrasi berupa NIB.
“Kami mengimbau
ke warga untuk kembangkan usaha. Tingkat kecil, menengah, besar, jangan lupa
sesuai tanggung jawabnya untuk mengurus NIB sehingga proses administrasi
berjalan lancar. Bila pemkot ada bantuan dan sebagainya bisa digunakan,” tambah
Agus Dwi lagi.
Sementara itu,
Kanigaran menduduki wilayah pertama kepengurusan NIB di tahun 2023. Menyikapi
hal tersebut, Camat Kanigaran Noor Aly menuturkan, berdasarkan analisa di
lapangan memang terjadi pergeseran perekonomian dan perdagangan dari utara ke
selatan. Karena Gladak Serang (Glaser) sudah dipercantik dan sisi selatan RTH
Maramis sudah mulai tertata.
Ia mengungkapkan,
masyarakat dapat mencari informasi kepada Perangkat Daerah (PD) pengampu
seperti DKUP dan DPMPTSP. Sedangkan Kecamatan Kanigaran membuka peluang untuk
perizinan dan komunikasi.
“Masyarakat
sudah dimudahkan untuk pengurusan perizinan karena MPP sudah ada dan
terintegrasi pelayanannya. Kami selalu berkoordinasi dengan PD dan membantu
masyarakat yang membutuhkan pelayanan perizinan,” ungkap Noor Aly.
Dapur Mozza,
sebuah usaha yang ada di wilayah Kanigaran mengakui pentingnya memiliki izin
berusaha. Ahmad Fauzan menceritakan, ia mengurus izin usahanya saat Mal
Pelayanan Publik (MPP) masih di GOR A Yani Jalan Dr Soetomo. Itu sebelum MPP
akhirnya pindah kembali ke Gedung Hayam Wuruk di Jalan Basuki Rahmad.
Ia mengaku
diberitahu temannya kalau punya usaha harus ada izinnya. “Biar resmi. Akhirnya
saya ke MPP tanya-tanya, ternyata prosesnya ga
ribet sama sekali. Besoknya saya datang buat ngambil. Perizinan ini penting karena memang kami harus punya izin.
Ngurusnya juga tidak mengeluarkan
apa-apa. Apalagi proses perizinan sangat sangat sangat memuaskan. Masalah
perizinan Kota Probolinggo memang sip,” jelas Ahmad Fauzan. (fa)