Investasi di Kota Probolinggo Capai Rp 18 Triliun Tahun 2024, DPMPTSP Siapkan Strategi Tingkatkan Realisasi Investasi
Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) berkomitmen meningkatkan nilai realisasi investasi di tahun 2025.
Realisasi Pertumbuhan Investasi Kota Probolinggo
PROBOLINGGO – Nilai investasi
yang masuk di Kota Probolinggo mencapai Rp 18.054.544.299.111 sepanjang tahun
2024 lalu. Dari nilai investasi ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 17.632
orang. Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) berkomitmen meningkatkan nilai realisasi investasi
di tahun 2025.
Kepala DPMPTSP Muhammad Abas
menjelaskan, dari nilai investasi yang masuk tahun 2023 dan 2024, dapat
dihitung realisasi pertumbuhan investasi sebesar Rp 1.505.080.045.532 atau 0,1
persen. “Dibandingkan tahun 2023 lalu, memang terjadi kenaikan sekitar Rp 1,5
triliun. Tentu saja nilai realisasi investasi ini masih harus kita tingkatkan,”
katanya.
“Tetapi, kami selalu berupaya untuk
meningkatkan realisasi investasi di Kota Probolinggo. Salah satunya, dengan
terus melakukan pendekatan kepada pelaku usaha untuk aktif menyampaikan Laporan
Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)-nya secara berkala,” imbuh Abas.

Berdasarkan data DPMPTSP Kota
Probolinggo, nilai investasi tahun 2024 terdiri dari 9.806 KBLI (Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia). KBLI merupakan bentuk klasifikasi lapangan
usaha dan industri, untuk memudahkan menentukan bidang usahanya saat mendaftar
di Online Single Submission (OSS). Di dalam satu perusahaan diperbolehkan
mempunyai lebih dari 1 KBLI, sesuai dengan usaha yang dikembangkan.
“Sektor yang mendominasi realisasi investasi
di Kota Probolinggo tahun 2024, jika dilihat dari KBLI dalam OSS ya, tiga
paling tinggi sektor usaha di bidang kesehatan, perdagangan dan lain-lainnya.
Seperti toko penjualan obat, industri olahan makanan dan minuman hingga
perdagangan eceran,” tutur Abas.
Sedangkan sebaran usaha di Kota
Probolinggo masih masih berpusat di Kecamatan Mayangan, disusul kemudian
Kecamatan Kanigaran, Kecamatan Kademangan dan Kedopok. Sebaran usaha yang
paling sedikit tetap berada di Kecamatan Wonoasih.
“Dengan karakteristik dan letak geografis
setiap kecamatan berbeda, jelas sebaran usaha tidak merata. Namun, kami
berharap nantinya semua sektor usaha di Kota Probolinggo ikut terus bergerak,”
harap Abas.

Termasuk penyerapan tenaga kerja,
terang Abas, semakin banyaknya usaha yang masuk di Kota Probolinggo baik itu
PMA (Penanaman Modal Asing) atau PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dapat
menciptakan lapangan pekerjaan.
Masih menurut Kepala DPMPTSP,
capaian pertumbuhan realisasi investasi dipengaruhi juga masalah proses
perizinan untuk menyempurnakan iklim investasi sesuai harapan investor dan
kebijakan daerah yang sesuai peraturan.
“Kami juga ingin menyampaikan terima kasih
kepada investor yang sudah berinvestasi di Kota Probolinggo. Melalui para
investor inilah kami harap bisa menjadi jembatan agar Kota Probolinggo selalu
dilirik investor untuk menanamkan modalnya disini. Kami selalu terbuka,
transparan dan berkomitmen menjaga iklim investasi yang baik, aman dan nyaman.
Dibawah kepemimpinan kepala daerah baru, kami harus optimis akan semakin banyak
investasi yang berdampak pada perekonomian Kota Probolinggo,” terang Muhammad
Abas.