Semester Awal 2024, Investasi di Kota Probolinggo Tembus Rp 700 M
Pertumbuhan investasi di Kota Probolinggo pada semester pertama tahun 2024 menunjukan pergerakan positif yang signifikan. Simak rincian dan berapa pertumbuhannya.
Kegiatan pengawasan di salah satu perusahaan di Kota Probolinggo
PROBOLINGGO –
Pertumbuhan investasi di Kota Probolinggo pada semester pertama tahun 2024
menunjukan pergerakan positif yang signifikan.
Hal ini dapat
dilihat dari jumlah detail proyek Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Laporan
Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) pelaku usaha yang ada di Kota Bayuangga (Angin
dan Mangga/ sebutan Kota Probolinggo).
Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Probolinggo mencatat,
investasi semester 1 pada Januari hingga Juni 2024 sebesar Rp 702.701.614.444.
Pertumbuhan
investasi tersebut berasal dari 5.189 Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI). Dan, berhasil menyerap 8.462 tenaga kerja.
Rincian
pertumbuhan investasi dapat dibeberkan sebagai berikut. Dari detail proyek
Online Single Submission (OSS) menerbitkan NIB dengan 4.871 KBLI; nilai
investasi mencapai Rp 462.698.103.390; 8.462 tenaga kerja.
Selain NIB,
pertumbuhan investasi juga dipengaruhi LKPM yang disampaikan pelaku usaha
secara periodik, selama triwulan dan satu semester melalui OSS. Pada triwulan I
ada 69 KBLI yang menyampaikan LKPM, dengan nilai investasi Rp 15.098.855.403.
Sedangkan di
triwulan II sebanyak 249 KBLI yang mempunyai nilai investasi Rp 224.904.649.651
Total LKPM di semester 1 sebesar Rp 240.003.505.054 dari 341 KBLI. Skor
tertinggi pertumbuhan investasi di Kota Probolinggo berasal dari sektor
kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan dan perdagangan.

Dari data
tersebut, Kepala DPMPTSP Kota Probolinggo Muhammad Abas menegaskan, pertumbuhan
investasi di Kota Probolinggo hampir mendekati target yang ditetapkan oleh
Provinsi Jawa Timur. Pasalnya, target pertumbuhan investasi untuk Kota
Probolinggo sebesar Rp 800 miliar.
“Masih kurang
dari separuh dari target yang harusnya direalisasikan. Target ini bisa tercapai
tergantung dari kesadaran dan kemauan pelaku usaha untuk membuat LKPM. Untuk
mau membuat (LKPM), kami terus mendorong pelaku usaha baik perorangan atau
perusahaan melalui bimtek, sosialisasi hingga fasilitasi permasalahan,” beber
Abas.
Abas menduga,
banyak perusahaan yang belum membuat LKPM karena ada permasalahan terkait
detail NIB, penginputan data dan sebagainya.
Oleh karena itu,
lanjut Abas, DPMPTSP melakukan kegiatan fasilitasi secara desk ke pelaku usaha
yang punya kendala. Ia pun mendorong pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan
besar untuk membuat LKPM sebagai bentuk kewajiban mereka berusaha di Kota
Probolinggo.

“Kami akan
selalu optimistis target dari Jawa Timur bisa dicapai. Memang perlu kesungguhan
kita semua untuk memantau semua pelaku usaha dan badan usaha melakukan LKPM.
Ini masih triwulan dua, nanti akan digenjot lagi karena yang menjadi penilaian
sampai triwulan empat. Tentunya kami berterimakasih kepada pelaku usaha yang
sudah menyampaikan laporan penanaman modal secara tepat waktu,” tegas Kepala
DPMPTSP.
Pada kesempatan
itu, Muhammad Abas juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2025 data pertumbuhan
investasi akan diambil dari National Single Window for Investment (NSWI) yang
dikeluarkan oleh Kementerian Investasi/BKPM.
“Tahun-tahun
kemarin untuk penambahan investasi dari LKPM dan jumlah proyek (NIB) di OSS.
Padahal sebenarnya kegiatan di proyek OSS baru potensi, belum realisasi. Untuk
itu ke depan untuk melihat pertumbuhan investasi akan melihat penanaman modal
yang riil di NSWI,” kata Abas lagi. (fa)