Undang Perangkat Daerah Terkait, DPMPTSP Kota Probolinggo Siapkan Masterplan Pasar Agrobis
DPMPTSP Kota Probolinggo tancap gas menyelesaikan masterplan di Pasar Agrobis yang merupakan kelanjutan proposal Pasar Agrobis yang masuk dalam Investment Ready to Offer (IPRO). Ditargetkan tahun ini, masterplan sudah rampung dan siap ditawarkan ke investor.
Kegiatan pembahasan masterplan Psar Agrobis dipimpin langsung oleh Bapak Kepala Dinas
PROBOLINGGO – Dinas Penanaman
Modal dan PTSP Kota Probolinggo tancap gas menyelesaikan masterplan di Pasar
Agrobis. Masterplan ini merupakan kelanjutan proposal Pasar Agrobis yang masuk
dalam Investment Ready to Offer (IPRO). Ditargetkan tahun ini, masterplan sudah
rampung dan siap ditawarkan ke investor.
“IPRO
Pasar Agrobis belum ada masterplannya. Tahun ini diharapkan bisa terpenuhi
untuk penawaran ke investor,” tegas Kepala DPMPTSP Muhammad Abas, membuka rapat
pembahasan laporan pendahuluan kajian masterplan Pasar Agrobis bersama
Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo, Rabu
(13/11) di Aula DPMPTP.

Konsultan
dari Bank Indonesia, Gigih Prihantono menjelaskan kembali latar belakang
kebijakan memaksimalkan potensi investasi di Jalan Prof Hamka tersebut. Yakni,
Perpres 80 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di wilayah Gresik
– Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan – Bromo Tengger Semeru
serta Selingkar Wilis dan Lintas Selatan. Kota Probolinggo ditetapkan sebagai
kawasan strategis fokus pada pengembangan pariwisata, agroproduksi dan
agroindustri.
“Menurut
kajian Bappeda Litbang terpilihlah Pasar Agrobis. Jadi, Pasar Agrobis ini bukan
semata-mata keinginan DPMPTSP tapi merupakan kajian dari Bappeda Litbang yang
kemudian kita bahas bersama,” imbuh Gigih.
Katanya,
manfaat Pasar Agrobis dapat memberikan harga bagus bagi petani dan pedagang.
Kemudian mengendalikan inflasi, menjadi pusat pertumbuhan ekonomi lokal serta
mendukung ketahanan pangan.
Ya,
rencana strategis Pasar Agrobis dibangun di lahan kurang lebih 2 ha, yang
merupakan tanah aset Pemerintah Kota
Probolinggo dan milik perorangan di Jalan Prof Hamka, Kecamatan Kedopok, Pasar ini akan berfungsi sebagai pusat
distribusi pangan utama, daging dan hortikultura bagi Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) Probolinggo yang mencakup Kota/Kabupaten Probolinggo, Lumajang,
Situbondo, Bondowoso dan Pasuruan.

“Green
building mengutamakan efisiensi energi dan bahan ramah lingkungan. Untuk
meminimalkan dampak lingkungan. Nantinya, digitalisasi dalam agribisnis
memperluas akses pasar dan platform digital memepermudah distribusi,” beber
Gigih lagi.
Camat
Kedopok Imam Cahyadi, yang hadir dalam rapat mengaku setuju dengan adanya Pasar
Agrobis untuk pemerataan ekonomi serta aspek lainnya di wilayah selatan Kota
Probolinggo. Namun, ia juga menyampaikan perlu kajian dengan benar karena
lokasi pasar berdampingan dengan RS Ar Rozy.
“Kami
berharap investor berminat dengan Pasar Agrobis. Dan, saat beroperasi pasar
lebih mengutamakan petani kecil dan di sekitar lokasi, diharapkan mereka bisa
ikut menikmati keberadaan pasar ini,” jelasnya.
Rapat
kajian masterplan Pasar Agrobis bersama pihak konsultan ini menghasilkan
berbagai masukan secara teknis maupun kondisi jika sudah operasional. Mulai
dari memikirkan strategi agar investor tertarik dengan proyek ini, pemanfaatan
pasar, pelibatan masyarakat sekitar, lalu lintas, bangunan, tempat pengolahan
sampah, tanah aset hingga bentuk kerja sama dengan Pemkot Probolinggo. (fa)